SAMARINDA, – Kabar telah diturunkannya tarif RT-PCR oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI tidak membuat semua masyarakat lega. Sebagian masyarakat tetap mendesak tes PCR dihapus saja dengan alasan mereka sudah dilakukan vaksinasi.
“Kita sudah capek dibebani PCR terus, kami minta tes PCR itu dihapus saja sekalian. Karena apa gunanya vaksinasi, kan katanya vaksinasi itu untuk membentuk kekebalan tubuh,” protes Sugiman, perantau asal Surabaya yang sering hilir mudik ke kaltim untuk berjualan keliling.
Sugiman mengaku, sudah hampir 2 tahun ini merasa sangat terbebani dengan peraturan wajib PCR untuk perjalanan. Terlebih pendapatan yang didapat selama pandemi menurun drastis. “Saat ini kami jualan hanya cukup untuk cari makan saja, kami sangat terbebani dengan tes PCR itu, padahal kami sudah melakukan vaksin kedua,”keluhnya.
Diketahui, Kementerian Kesehatan hari ini Rabu 27 Oktober 2021 telah resmi menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR sebesar Rp.300.000 untuk luar jawa dan Rp 275.000 untuk wilayah Jawa dan Bali. Penurunan tarif PCR itu dilakukan Kemenkes setelah Presiden Jokowi meminta PCR ditirunkan menjadi maksimal 300 ribu dan setelah ramai berbagai pihak mendesak biaya PCR diturunkan atau dihapus. (adm)